Sabtu, 22 Desember 2012

Museum Joang 45 Di Hatiku



Dari Seberang jalan Menteng Raya tampak bangunan berarsitektur kolonial dengan pilar yang besar dan tinggi serta diberi warna krem, dari kejahuan terpampang tulisan dengan font sans serif “GEDUNG JOANG 45” dibawahnya tertulis “MENTENG 31”. Suasana yang terlihat sepi dan bersih ini merupakan saksi bisu perjuangan pemuda menteng 31 dalam membantu memperjuangkan kemerdekaan bangsa indonesia. Gedung ini dulunya merupakan hotel schomper 1 yang dimasa penjajahan jepang direbut oleh pemuda indonesia serta digunakan sebagai asrama dan tempat pendidikan nasionalisme. Di dalam museum ini terdapat beberapa koleksi para pejuang pra kemerdekaan sampai dengan pasca kemerdekaan seperti : poster propaganda, atribut ketentaraan, senjata, buku. Setiap ruangan terdapat visualisasi berupa video pergerakan para pejuang indonesia termasuk juga pidato bung karno. Ditampilkan juga lukisan perjuangan dari pelukis terkenal indonesia. Koleksi perjuangan tidak hanya ketentaraan tetapi juga ada koleksi pejuang pelajar maupun perjuangan kaum wanita yang dimana mereka juga ikut mendukung kemerdekaan bangsa indonesia
Museum juang 45 yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dibawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memiliki jadwal buka setiap hari selasa sampai dengan minggu. Museum Juang 45 merupakan salah satu museum yang ada di jakarta, kebersihan serta penempatan koleksi yang apik disertai dengan pencahyaan dan tata visual membuat museum ini menjadi daya tarik wisata di pusat kota jakarta. Bagian toilet juga cukup bersih dan terdapat ruang terbuka disertai pepohonan rindang membuat mata kita segar.
Pada salah satu ruang museum terdapat ruangan yang menampilkan koleksi mobil yang digunakan oleh pemimpin republik indonesia, mobil RI-1 merupakan buatan amerika merupakan mobil yang digunakan oleh Bung Karno sedangkan mobil RI-2 merupakan mobil yang digunakan Bung Hatta yang diberikan oleh pamannya seorang pengusaha bernama Djohan Djohor, di sudut  ruangan museum terdapat mobil yang terkena bom granat pada peristiwa cikini.
Kita meninggalkan museum ini tetapi sebenarnya tidak, karena sejarah itu berlangsung terus sejalan dengan penghidupan dan kehidupan manusia, khususnya bagi kita generasi pejuang ’45, bangsa indonesia dan bangsa-bangsa lainnya di dunia pada umumnya. Pesan di salah satu dinding tembok museum memberikan kita pesan yang mendalam akan sejarah serta perjuangan yang telah mereka lakukan  demi tercapainya negara baru yaitu negara indonesia. Freedom, once and forever.